Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam dalam lembaga-lembaga pendidikan pada masa perkembangannya tidak selalu tetap. Seperti tujuan pendidikan pada abad pertama Hijriyah berbeda dengan tujuan pendidikan pada abad keempat Hijriyah. Hal ini dikarenakan perbedaan aliran paham mereka.
Dari berbagai macam tujuan pendidikan yang ada, terdapat dua macam tujuan yang prinsipil
Tujuan keagamaan
Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan adalah bahwa setiap ptibadi orang muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran islam yang bersih dan suci.
Tujuan keagamaan juga mengandung makna yang lebih luas yaitu suatu petunjuk yang benar yang harus diikuti oleh setiap muslim dengan ikhlas sepanjang hayatnya dan msyarakt manusia berjalan secara manusiawi.
Menurut Al-Qabisi bahwa tujuan pendidikan adalah mengetahui ajaran agama baik secara ilmiah ataupun secara amaliah.
Menurut Ibnu Miskawih, tujuan pendidikan adalah tercapainya kebajikan, kebenaran, dan keindahan.
Menurut Ikhwan As-Safa yaitu mengembangkan paham filsafat dan akidah politik yang mereka anut
Sedangkan Al-Ghazzaly berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah melatih para pelajar untuk mencapai makrifat kepada Allah melalui jalan tasawwuf yaitu dengan mujahadah dan riyadhah.
Tujuan ini menurut pandangan pendidikan islam dan para pendidik muslim mengandung essensi yang amat penting dalam kaitannya dengan pembinaan keperibadian individual.
Tujuan keduniaan
Tujuan keduniawian sebagaiman menurut paham pragmatism yang pelopori oleh John Dewey dan William Kilpatrick adalah diarahkan pada pekerjaan yang berguna dan untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa mendatang.
Bangsa China mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan yang mempersipakan anak didik untuk hidup bekerja sama dalam tugas-tugas besar
Sedangkan bangsa Hindu mengarahkan tujuan pendidikan pada pembiasaan anak didik bersikap sabar dan menerima kenyataan yang ada serta mampu menahan nafsu.
Bangsa Sparta lebih mengutamakan kepada pembentukan sifat-sifat keberanian dan kesabaran serta sikap menghormati para pemimpindan patriotism dan taat kepada pemerintahnya.
Bangsa Athena mengarahkan pada pembentukan pribadi yang berkesinambungan dalam aspek-aspek jasmaniyah dan kecerdasan, moral, dan keindahan budhi.
Pendidikan Romawi ditujukan kea rah keterampilan berperang dan kepandaian berpidato serta mempersiapkan warga Negara yang billion (kelebihan).
Saint Thomas Aquinas (1225-1237 M) berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan tujuan hidup adalah merealisasikan kebahagiaan dengancara menanamkan keutamaan akal dan akhlak (moralitas). Juga John Lock memperkuat pentingnya pendidikan akhlak.
Sedangkan Jean Jaque Rousseau mengajak kepada kehidupan yang amaliah dan menganjurkan agar pendidikan berbuat untuk menyenagkan dan menghormati kegemaran anak-anak juga kebebasan anak untuk tumbuh sesuai dengan tabiatnya.
Hegel (1770-1831 M) berpendapat bahwa sebaiknya pendidikan itu berusaha untuk mendorong perkembangan jiwa kelompok dan menghindari perbuatan yang membawa kepada forongan kebendaan (matreialisme).
Spencer (1820-1902 M) berpendapat bahwa sesunggunhnya pendidikan bertujuan mempersiapkan anak-anak untuk mencapai kehidupan yang sempurna.
Thorndike memberikan pengertian terhadap tujuan pendidikan yaitu adalah membentuk manusia agar mencintai segala sesuatu yang benar dan mampu mengendalikan hokum alam dan lingkungan.
Tujuan-tujuan diatas adalah berbeda-beda karena didasarkan atas kehidupan bangsa-bangsa dahulu dan sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar